Monday, May 19, 2008

Menerjemahkan Tatapan Umar

Meski Umar sudah pandai berbicara, sudah ngoceh dan bawel... Untuk mengungkapkan isi hatinya, Umar belum pandai. Dia baru bisa berkata ya, tidak, gak mau, oke. Selebihnya, dia berusaha menyampaikannya dengan marah dan menangis.

Kadang, jika Umar melihat wajah bunda kusut dan kuyu, tiba-tiba Umar menghampiri bunda dan berkata, "Bunda, maap. Maapin Umay. Maap, bun," sambil memeluk bunda erat. Lho? Padahal Umar gak salah apa-apa. Tetapi dengan perasaannya yang sensitif, Umar merasa dialah penyebab wajah bundanya berlipat seratus itu. Oh, padahal mah wajah bunda kusut karena pusing sama kerjaan kantor. Maklum, romusha..

Usia Umar saat ini adalah masa-masa keakuan dan tentu saja tingkat temper tantrum-nya membuat bunda dan bapak harus extra sabar.... Extra lembut dan selalu menghela nafas... Dari tatapannya yang polos, seolah ingin berteriak, "Bunda! Gak usah kerja! di sini ajah sama Umar!" Setiap kali bunda pulang kerja dalam keadaan super lelah. Umar 'mengganggu' dengan celoteh manjanya dan hiburan-hiburan ala Umar seperti menyanyi, lompat-lompat, minta ditemani belajar dan membaca.... Apapun... Bahkan akhir-akhir ini, Umar hanya mau makan malam kalo bunda sudah pulang. Dia sampai RELA KELAPARAN demi ditunggui bunda makan malam... Duuuuuhhhhhh..............................

Ya Rabb, andai hambaMu ini bisa memilih.... Untuk diam di rumah menemahi Umar tumbuh dan berkembang....

No comments:

Post a Comment