Monday, December 7, 2015

Ketika Usia Si Sulung Masuk Dua Digit

Hari ini tanggal 7 Desember. Sepuluh tahun lalu, Bunda bertemu dengan seorang malaikat kecil yang namanya sudah disiapkan sebulan sebelumnya: Umar Rizqi Musthafa.

Mengapa harus nama itu?

Umar, karena doa Bunda ingin si kecil meneladani sang khalifah, sahabat Rasulullah yang sangat pemberani. Juga, sebagai tanda terima kasih kepada seseorang yang pernah sangat berjasa.

Rizqi, tentu saja karena si ganteng itu adalah anugrah terindah dari Allah. Luar biasa rasanya bisa mendengar suaranya pertama kali. Allah maha baik :)

Musthafa, salah satu panggilan Rasulullah yang terdengar syahdu di telinga Bunda. :)

Hari ini...
Usia Umar persis menapaki tangga dua digit. Menjelang dewasa. Sudah lebih luas bergaulnya, Lebih bijaksana ketika memberi pandangan dan pendapatnya. Meski terkadang, jiwanya yang kekanakan masih muncul, tak mengapa :)

Sepuluh tahun menjadi ibu, belajar dari sang guru yang justru lebih sabar dari muridnya. Umar adalah guru kehidupan yang penuh keajaiban.

Doa terbaik dari Bunda mengalir setiap saat untuk sang jagoan yang semakin mandiri dan tegar. Sungguh, Bunda adalah murid yang lemah. Terima kasih dengan segala kesabaran dan senyum menenangkan yang selalu Bunda rindukan itu...

Sepenuh cinta,
Bunda.

Wednesday, September 16, 2015

Duo Krucil Kena Sakit Cacar

Cerita yang tertinggal.

Akhirnya, yang membuat Bunda deg-degan terjadi juga. Hihihihi... *lah, malah ketawa*

Dimulai pada hari Sabtu tanggal 5 September, Salman mulai uring dan merasa ada yang tak beres dengan badannya sendiri. Bunda masih berpikir bahwa Salman kecapekan main. Tapi Bunda perhatikan banyak bintik-bintik kecil.

Tanggal 7 September, mulai terlihat bintik-bintik merah di beberapa tempat di tubuh Salman. Anehnya, Bunda masih belum yakin dan ngeh jika itu cacar air. Justru pada tanggal 8 September pagi, ketika sedang membeli jamu, si mbak nyeletuk, "Wah, Adek kena cacar ya? Tuh, melentung-melentung gitu. Istirahat ya, Dek? Anget ya? Bobo yang banyak."

Bunda terpana. Wah! Karena selama ini Umar dan Salman tak mengapa bila ditinggal keluar rumah, maka Bunda pun berpikir hari ini tak apa-apa bila ditinggal. Ternyata ketika Bunda pulang di sore hari, sekujur tubuh Salman mulai memperlihatkan cacarnya. Sebagian kecil sudah pecah (karena Salman tidak bisa diam) dan mulai gatal.

Duh... Duh... Duh... Akhirnya pula, Bunda terpaksa minta izin tidak masuk kerja untuk bisa merawat Salman meski hanya sehari.

Demam dua hari membuatnya rewel. Cacar menjadikan dirinya terisolasi di rumah. Tak bisa bermain. Tak boleh menggaruk bagian yang gatal, dan sulit mengunyah karena lidahnya pun terkena. Ah, sabar ya, Nak! :)

Seminggu kemudian, tepat setelah cacarnya mengering, Umar mulai mengeluhkan bahwa dirinya gatal-gatal. Owowow... Menularnya langsung! Bunda tertawa kecil melihat wajah Abang yang merajuk.

Tanggal 14 September, Abang Umar mendapatkan gilirannya. Salman yang sudah membaik sepertinya puas melihat Abangnya ketularan. "Hahaha, Abang kena! Abang kena!" Ya ampun! :D

Hanya berbekal mandi dengan sabun antiseptik dan pakai talc obat, kedua jagoan Bunda berangsung sembuh, kulitnya tidak meninggalkan koreng. Alhamdulillah. :) 

Tuesday, September 8, 2015

Duo Krucil Sudah Dikhitan

Alhamdulillah! :)

Semuanya serba mendadak. Serius deh. Malam takbiran yang lalu (tanggal 16 Juli 2015), Umar dan Salman sedang menemani Bunda ke Bunderan Cibiru. Kemudian, Bunda membaca info khitan yang akan diselenggarakan tanggal 26 Juli. Artinya, 10 hari ke depan! Waduh! Ini ada kesempatan bagus, sekaligus bisa untuk dua orang!

Tanpa berpikir terlalu panjang, ditambah persetujuan keduanya yang kaget tapi sekaligus senang, Bunda diberikan keterangan untuk jadwal cek kondisi kesehatan krucil yaitu tanggal 25 Juli. Baiklah, sementara itu... Siapkan diri dengan baik!

Tanggal 25 Juli, setelah shalat zuhur, krucil memeriksakan diri ke dokter dan alhamdulillah dinyatakan sehat untuk bisa melaksanakan khitan. Bersiap deh!

Tanggal 26 Juli di pagi hari setelah sarapan, krucil pergi menuju tempat khitan. Dokter kagum dengan dua anak kecil yang diam tenang dan tak menangis. Prosesnya terbilang cukup lancar. Hanya saja, Umar sempat mengalami pendarahan tak lama setelah khitan, sehingga dia harus rehat selama 15 menit sebelum diizinkan berdiri lagi. Pukul 10 pagi semuanya beres dan pulang menggunakan angkot carteran. Di dalam angkot, obat bius Salman mulai habis. Dia meringis menahan sakit. Duh, kebayang kan sakitnya? :( Ternyata lalu lintas pun tak bersahabat. Macet banget ke arah rumah. Sampai di rumah, setelah berganti pakaian dan cuci kaki+tangan, makan siang dan lanjut minum obat.

Demam dua hari. Bunda kedubrakan untuk mengurus dua jagoan yang luar biasa ini. Bergantian luka bekas khitan dibersihkan secara telaten. Ketika tanggal 30 Juli kembali ke klinik untuk diperiksa, dokter menyatakan bahwa mereka sehat, jahitannya bagus, dan tak ada infeksi. Alhamdulillah!

Tanggal 31 Juli, setelah yakin bahwa mereka berdua sudah siap untuk berjalan jauh, mari ke Jakarta! Hohohoho.... Nekat yah? Tapi ternyata krucils sehat, kuat, dan tangguh. Gak sakit. Meski jahitannya masih tersisa bagian simpul yang menempel, tak memengaruhi mereka untuk eksis.

GOOD BOYS! Thank You, Allah :)