Tuesday, February 5, 2008

Puisi Untuk Bunda

Dalam setiap irama tubuhmu kau selalu menyapa

Dalam kepenatan yang tak pernah terbisikkan kau selalu mendekap

Dalam kerinduan yang sangat kau tak pernah ingin lepas dariku


Usiaku kini telah berubah

Aku bukan lagi gadis kecil

Kaulah yang telah membentuk jiwa mentah ini

Kaulah yang telah mengelola emosi labil ini

menjadi lokomotif kemajuan

Kaulah yang selalu memberiku keberuntungan

dengan nasihatmu kala malam telah larut

dan gerbang mimpi siap menghampiriku


Kala yang lain terlelap

Kutahu kau tak pernah terlena

Pikiran, hati, jiwa, dan emosiku selalu bekerja demi masa depanku

Kau selalu berpacu dengan waktu

Karena kau yakin, tanpa itu bisa jadi

aku terlindas oleh jaman yang semakin keras



Kaulah pengantar luasnya pengetahuanku

Kala wadah kosa kataku hanya bagai tetesan air

Kaulah yang memenuhinya hingga menjadi sebuah lautan

Kaulah bintang berkilauku

Yang tak akan pernah terlupakan

oleh rangkaian huruf cahaya sejarah peradaban manusia


Andai aku bisa, bunda

Kan kubalas segenap cinta dan kasihmu

Andai aku mampu, bunda

Kan kupersembahkan seterang kilauanmu,

sehangat dekapanmu, setulus kasihmu,

dan sebijak nasihatmu


Kutahu, bunda

Tanganmu tak pernah lepas berharap untukku

dalam setiap do'a yang kau panjatkan

Kutahu bunda

Senyummu selalu menyapa dalam setiap kata cinta

yang keluar dari lisanmu

Kutahu bunda

Mata hatimu selalu terjaga dalam setiap derapku



Ya Allah

Kutengadahkan tanganku berharap

kau membahagiakannya sepertiku kini

Ya Rabbi

Kumemohon berilah bunda mimpi yang selalu indah

Ya Rabbul Izzati

Kuberharap padaMu anugerahkan bunda kecupan hangat

Seperti yang selalu ia berikan padaku saat aku terbangun di pagi hari

Ya Illahi

Sejahterakanlah bunda

Bunda, pelangi dan matahariku

Hari ini kuhaturkan dengan tulus padamu



Sumber: Bidang Kewanitaan DPP PKS

=====

Aku bukan gadis kecil, maka aku bilang bahwa aku calon mujahid!

No comments:

Post a Comment